» » Tips Menjalani Hidup Bahagia


Oleh Hasanuddin Z. Arifin.
Banyak orang yang terombang-ambing dalam menjalani kehidupan. Setelah mengejar sesuatu yang disangkanya sebagai kebahagian, ternyata yang diperoleh justru sebaliknya. Di bawah ini ada beberapa nasehat untuk menjalani kehidupan ini agar kita bisa menemukan kebahagiaan.

Di mana kita berdiri tidaklah penting,yang penting ke mana kita akan melangkah. Banyak orang yang sibuk mengatur posisi di mana dia harus berdiri, tetapi melupakan pengaturan tujuan langkah. Meskipun kini kita berdiri di posisi yang paling aman, jika tidak bisa menentukan langkah dengan tepat, bisa saja terpeleset, terjatuh, bahkan masuk jurang.

Siapa diri kita sekarang juga tidak penting, yang penting kita mau menjadi siapa dengan pribadi yang bagaimana. Dunia dan kehidupan terus bergerak dan berubah. 

Jangan bangga dan sombong jika sekarang berharta dan berkuasa. Jangan pula bersedih dan putus asa jika sekarang kita belum beruntung. Kita akan menjadi siapa, semua tergantung pada cara dan perjuangan kita untuk meraihnya.

Kemudian, siapa nenek moyang dan orang tua kita tidaklah penting, yang penting kita mau menjadi anak yang bagaimana. Banyak orang yang membanggakan nasab keturunan, sehingga lupa untuk berjuang dan bekerja keras. Banyak orang dari kalangan jelata yang bisa meraih puncak sukses, karena memang memperjuangkannya.

Selanjutnya, masa lalu tidak penting, karena itu tak perlu dikenang dengn segala romantismenya. Imam Al Ghazali bilang bahwa hal yang terjauh adalah masa lalu, karena kita tak akan bisa mendekati, menemui, dan mencapainya lagi. Jadi, tidaklah penting lagi dipikirkan, cukuplah dikenang sebagai pengalaman yang menjadi pelajaran.


Yang paling penting adalah hari ini dan esok. Bagaimana kita memperbaiki hidup ini setiap hari, itulah yang terpenting. Prinsipnya, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik lahi dari hari ini. Itulah yang disebut orang beruntung.

Lalu, bagaimana orang memandang kita tidaklah penting, yang penting bagaimana kita memandang orang lain dan bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Jika kita memandang dari sudut yang selalu positif, maka semua ucapan dan gerak kita juga akan positif.

Berapa besar kepercayaan orang ditentukan oleh seberapa besar kejujuran dan kredibilitas kita. Buah seperti apa yang akan kita petik ditentukan oleh bagaimana kita menanamnya. Bagaimana sekarang kita berproses, itulah yang akan menentukan hasil akhir dari semuanya. Janganlah kita mengharapkan orang lain, suami, istri, atau anak untuk berubah, jika kita sendiri belum mau berubah menjadi positif (pola pikir, ucapan, tindakan, dan sikap).

Sukses tidak selalu diukur dengan harta atau popularitas. Sukses juga diukur dengan kesehatan mental. Karena itu, buang cepat-cepat sikap iri, sombong, serakah, sok pintar, dengki, kikir, dan lain-lain sikap negatif lainnya.

Hal-hal berikut juga patut direnungkan dalam menjalani hidup kita.
1. Sisa hidup semakin pendek, yang bisa kita makan, makanlah, yang bisa kita pakai, pakailah, kalau masih bisa berbuat baik, lakukanlah. Berbuat baik itulah inti kehidupan.
 

2. Uang bukanlah segala-galanya. Memang uang serba bisa, tidak ada uang tidak bisa. Jangan “mata duitan”, janganlah terlalu perhitungan dengan uang, uang tidak dibawa mati, lahir tidak bawa apa-apa, mati pun sama. Orang bijaksana bisa cari uang, tapi bisa juga mempergunakannya. Jadilah “majikan” uang, jangan jadi “budak”-nya.

3. Sehari berlalu, umur berkurang sehari, bila kita lewati hari ini dengan bahagia kita beruntung.


4. Waktu cepat berlalu, hidup itu singkat, dalam sekejap kita memasuki masa tua. Bila selalu membandingkan “ke atas” kita selalu merasa kurang, kalau “ke bawah” kita merasa lebih, bila kita bisa mensyukuri apa yang kita punya, kita bisa bahagia.


5. Harta kekayaan, kedudukan, atau kehormatan hanyalah sementara. Yang terbaik dan terpenting adalah perilaku yang baik, selalu membantu orang, tidak berbuat hal-hal yang tercela. Yang terpenting melatih diri agar selalu sehat, karena kesehatan adalah kekayaan yang sangat berharga.


6. Kasih orang tua kepada anak tidak ada batasnya, kasih anak terhadap orang tua ada batasnya. Anak sakit, hati orang tua teriris. Orang tua sakit anak cuma menengok, bertanya-tanya, atau kirim uang. Anak-anak pakai uang orang tua sudah seharusnya, tapi orang tua memakai uang anak tidak bisa leluasa.


7. Rumah orang tua adalah rumah anak, rumah anak bukanlah rumah orang tua. Orang tua selalu memberi tanpa pamrih dan senang bisa memberi, kalau mengharap balasan pusing sendiri.


8. Bila sakit mengharapkan siapa? Anak-anak? Bila sakit lama, jarang ada anak yang berbakti. Mengharapkan pasangan hidup? Mengurus diri sendiri saja sudah tidak bertenaga. Mengharapkan uang? Ya, hanya dengan uang bisa membayar babysitter.


9. Biasakan berolahraga tapi jangan berlebihan, makan jangan terlalu diet, cukup vitamin dan makan enak. Terlalu santai bisa kesepian, terlalu sibuk juga pusing. Karena itu, hiduplah seimbang dalam segala hal. Sebab, dalam keseimbangan itulah terletak titik-titik kebahagiaan. Selamat mencoba! (dari berbagai sumber)

About Unknown

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply