» » » Investasi Pertanian Organik Menjanjikan

Investasi dalam produk pertanian pangan dan non pangan organik di Indonesia sangat menjanjikan. Indonesia berpeluang mengisi pasar ekspor produk organik dunia, baik di Amerika Serikat, Uni Eropa, maupun di kawasan Asia. Hal itu mengingat jenis tanaman di Indonesia sangat beragam dan pasar organik dunia setiap tahun tumbuh 10-20 persen.

Presiden International Federation of Organic Agriculture Movement (IFOAM), Andre Leu kepada wartawan Kompas, Hermas E Prabowo, Sabtu (18/2), di sela-sela pameran BioFach dan Vivaness 2012 di Nurenberg, Jerman mengatakan, peluang investasi di produk organik di Indonesia sangat besar mengingat permintaan produk organik dunia terus tumbuh. Leu belum bisa memperkirakan sampai kapan tren pertumbuhan ini, tetapi realitasnya sekarang konsumsi produk organik dunia naik terus.

Tidak saja di pasar Uni Eropa dan AS, tetapi juga pasar regional, seperti di kawasan Asia. Peluang ini tentu sayang kalau tidak dimanfaatkan mengingat Indonesia dikenal kaya dengan keragaman jenis tanamannya. Pasar dunia membutuhkan keberagaman produk organik itu.

Leu juga meyakini bahwa pemerintah menginginkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik melalui penyerapan tenaga kerja. Pengembangan produk organik memberikan peluang itu.

Leu mencontohkan, berbagai produk organik Indonesia berpotensi mengisi pasar, misalnya komoditas hortikultura, seperti mangga. Indonesia dapat mengekspor mangga olahan organik yang sudah melalui proses pengeringan ke pasar Eropa dan AS, karena misalnya dapat menjadi perasa untuk yogurt.

Kerjasama penyetaraan standar dan sistem sertifikasi produk organik antara Uni Eropa dan AS, kata Leu, semakin memberikan peluang pasar yang lebih baik karena memungkinkan produk organik Indonesia masuk ke pasar Uni Eropa dan AS hanya cukup dengan satu sertifikasi saja. Dengan demikian, biayanya lebih murah.

Di kawasan Asia, India merupakan negara yang paling agresif menangkap peluang pasar organik. Saat ini India mengekspor 30 persen produk organik ke dunia, dengan lebih dari 1000 variasi produk organik.

Menteri  Perdagangan India, Rahul kuller mengatakan, dalam lima tahun, nilai ekspor produk organik India mencapai 1 miliar dollar AS. Ekspornya meliputi produk pangan, kapas, dan produk non pangan lain. Tahun 2012, India menargetkan luas lahan pertanian yang disertifikasi mencapai 2 juta hektar, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan pada 2015.

Presiden Aliansi Organis Indonesia, Sabastian Saragih mengatakan, dalam pertanian konvensional, produk tanaman perkebunan Indonesia menempati tiga besar, seperti kelapa sawit, kakao dan kopi. Komoditas lainnya berada di sepuluh besar.

Sabastian mengatakan, apabila kebijakan benar, seharusnya proporsi produk organik Indonesia unggul di mana pun. “Tren ke depan semua produk terstandardisasi, semua perusahaan mengacu aspek ekologi dan sosial,” ujarnya. Kalau saat ini Indonesia masuk dan mulai serius menggarap produk organik, masih ada peluang dan insentif dalam bentuk selisih harga yang signifikan.

Chief Executive Officer Aliansi Organis Indonesia, Indro Surono mengatakan, perkembangan produk organik dunia kian pesat. Tidak hanya dari volume dan nilai perdagangan, tetapi juga dari inovasi produk dan perluasannya. Dalam pameran tampak bahwa yang bisa diperdagangkan tidak semata produk pertanian tradisional, tetapi juga tanaman rempah-rempah yang sebelumnya tidak diperhitungkan. “Ciplukan atau kumis kucing ternyata laku,” kata Indro. (Sumber: KOMPAS)

About Unknown

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply