» » » Beras Organik Boyolali Diekspor ke Belgia

Beras organik produk petani Kabupaten Boyolali go international. Untuk kali pertama, hasil pertanian dari Desa Catur, Kecamatan Sambi dan Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo, dilempar ke pasar Belgia.

Produk beras organik ini dihasilkan petani dalam wadah Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (Appoli). Setidaknya ada tiga jenis padi organik yang akan diekspor ke Belgia, yaitu Pandan, Merapi dan Rain Forest Rice. Beras yang dilempar ke negara belahan benua Eropa itu diplastik dalam kemasan lima dan satu kilogram.

Menurut Ketua Appoli, Susatyo, beras organik tersebut rencananya akan diekspor Maret kemarin. Namun, karena terkendala sertifikasi yang prosesnya cenderung lambat, ekspor akhirnya baru bisa dilakukan Mei 2013.

Untuk ekspor perdana, pihaknya mengirimkan satu kontainer beras dalam kemasan yang berisi 19 ton. Selain kendala lambatnya sertifikasi, pihaknya juga mengalami kendala permodalan dan mesin penggilingan. ''Kita juga terkendala modal. Kita berharap ada bantuan dari pemerintah, agar produksi kami bisa stabil,'' ungkap Susatyo ditemui saat /louncing/ beras organik di Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.

Bupati Boyolali, Seno Samudro, sangat apreasiasi dengan ekspor beras organik ke Belgia. Bupati sendiri berjanji, akan membiayai sertifikasi beras melalui anggaran APBD. Selain itu, juga berpesan agar petani tetap menjaga kwalitas beras yang akan diekspor. Hal ini bertujuan agar pangsa ekspor tetap berjalan dengan baik.

Bupati Boyolali, Seno Samodro mengaku optimistis produk beras organik yang dihasilkan di Kabupaten Boyolali bisa terus dikembangkan di wilayah itu. Jika sebelumnya komoditas tersebut baru dihasilkan di beberapa wilayah di Kota Susu, antara lain di Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo dan Desa Catur, Kecamatan Sambi, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dapat mengembangkan lahan pertanian yang memproduksi beras organik tersebut di daerah lainnya.

Pengembangan produksi beras organik di desa lain di Boyolali, menurut Bupati, menjadi tantangan bagi Pemkab setempat. Namun pihaknya meyakini potensi yang dimiliki wilayah itu dapat mendukung keberhasilannya.

Bupati menyebutkan potensi Boyolali yang dapat mendukung pengembangan produksi beras organik tersebut di antaranya sumber air yang langsung berada di bukit-bukit kecil sehingga kualitas air dapat terjaga karena tidak tercemar atau terkontaminasi.

“Seperti halnya di Desa Dlingo dan Desa Catur, sumber air berada di bukit-bukit kecil dengan ketinggian rata-rata tidak sampai 1.000 meter. Dengan kondisi tersebut kualitas air bagus, tidak mudah tercemar atau terkontaminasi. Potensi itu yang diharapkan bisa mendukung pengembangan produksi beras organik di Boyolali,” kata Bupati.
Ketua Appoli, Susatyo mengatakan organisasi tersebut saat ini memiliki wilayah kerja yang mencakup 38 desa di 10 kecamatan di Boyolali. “Dengan anggota sebanyak 3.328 orang di 67 kelompok tani di 38 desa,” papar Susatyo.

(Sumber: Republika/Solopos)

About Unknown

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply